Allah benar-benar Transenden, sedemikian jauh dari segenap ketegori manusia, namun cukup dekat untuk tinggal di hati. Allah lebih dekat dengan seseorang bahkan bila “ di bandingkan urat lehernya” ( Qs 50: 16 ). Masalahnya bukanlah menemukan Tuhan, namun membiarkan diri untuk di temukan; bukan “ menghadirkan “ Tuhan, tapi menghadirkan diri kepada Tuhan.
Tamsilnya mungkin begini : jika kita ingin diperhatikan guru, ya kita harus selalu hadir dalam pelajaranya, banyak bertanya dan rajin. Begitu juga jika kita ingin naik pangkat dan di kenal oleh pimpinan perusahaan kita, ya kita harus kelihatan rajin dan giat di hadapanya.
Dalam hadits Qudsi lebih jelas lagi pengambaranya “ …ketika hamba Ku mendekat, sambil berdiri, maka AKU akan datang sambil berjalan. Jika ia datang sambil berjalan maka AKU akan menghampirinya sambil berlari.”
Walaupun dalam kasus tertentu Tuhan bisa saja menghampiri seorang pelacur, penjahat, bromocorap tampa sekalipun mereka hadir dalam nuansa Tuhan, dan itu merupakan hak priogatif Dia, la wong Dia Maha Kuasa.
Read More......